Selasa, 11 Maret 2014
pengertian sajak
Pengertian / Arti Sajak
3.1 Sajak
Sajak adalah persamaan bunyi. Persamaan yang terdapat pada kalimat atau perkataan, di awal, di tengah, dan di akhir perkataan. Walaupun sajak bukan menjadi syarat khusus bagi sesuatu puisi lama, tetapi pengaruhnya sangat mengikat kepada baentukdan pilihan kata dalam puisi itu. Sajak terbagi enam jenis;
a. Sajak Awal
Ialah persamaan bunyi yang terdaspat pada awal kalimat, seperti pantun berikut:
Kalau tidak karena bulan
Tidaklah bintang meninggi hari
Kalau tidak karena tuan
Tidaklah saya sampai kemari
b. Sajak Tengah
Persamaan yang terdapat di tengan kalimat, seperti:
Guruh petus penuba limbat
Ikan lumba berenang-renang
Tujuh ratus jadikan ubat
Badan berjumpa maka senang
(Dr. mandahk)
c. Sajak Akhir
Sajak yang terdapat pada akhir kalimat. Sajak ini terdapat hamper pada segala puisi lama dan puisi baru. Misalnya:
Berdiri aku di tepi pantai
Memandang lepas ke tengah laut
Ombak pulang peceh berderai
Keribaan pasar rindu berpaut
(Amir Hamzah)
d. Asonansi
Persamaan bunyi hujruf hidup (voksal) yang terdapat dalam perkataan atau kalimat. Misalnya:
Kini kami bertikai pangkai
Diantara dua mana mutiara
Jauhari ahli lalai menilai
Lengahlangsung melewat abad
e. Sejak Sempurna
Dalam memilih perkataan untuk mencapai perasamaan bunyi, tiadalah selalu bunyi itu jatuh yang sempurna pada suara yang sama, ada yang mirip dan ada yang benar-benar tepat. Yang tepat disebut sajak sempurna:
Gabak hari awan pun mendung
Pandan terkulai menderita
Sejakmati ayah kandung
Makan berrhurai air mata
f. Sajak Tak Sempurna
Hanya bunyinya saja yang hamper bersamaan, seperti:
Uncang buruk tak tertali
Kian kemari bergantung-gantung
Bujang buruk tak berbini
Kian kemari meraung-raun
pengertian seni musik
Pengertian Seni Musik
Seni musik merupakan cabang seni yang menggunakan media bunyi sebagai sarana pengungkapan ekspresi senimannya. Kata musik dalam Bahasa Indonesia adalah terjemahan dari Bahasa Inggris music atau Bahasa Belanda muziek. Menurut para ahli sejarah, kata musik berasal dari sekumpulan nama dewi kesenian bangsa Yunani Purba, yaitu musae.
Dalam sebuah ciptaan musik, nada menempati posisi terkecil. Secara sistematis, struktur bentuk musik dapat diuraikan sebagai berikut:
* Nada bertindak sebagai satuan terkecil dalam sebuah ciptaan musik.
* Kumpulan dari nada dinamakan kata.
* Kumpulan beberapa kata dinamakan frase.
* Kumpulan frase musik akan membentuk kalimat musik.
* Kumpulan beberapa kalimat musik dinamakan dengan tema. Tema dapat pula disebut dengan verse, chorus, atau baik musik.
* Kumpulan tema dinamakan ciptaan.
Unsur lain yang ada dalam musik adalah ritme. Adalah susunan hentakan yang teratur.
Tujuan Penyajian Musik
Setiap karya manusia pasti memiliki tujuan tertentu. Termasuk karya yang berupa musik, beberapa tujuan diciptakannya musik adalah sebagai berikut ;
Tujuan Magis.
* Musik pada tujuan ini, musik dianggap property yang mampu memperkuat suasana magis dalam ritual-ritual tertentu.
Tujuan Religius.
* Musik dapat diciptakan sebagai pengakuan akan keagungan Tuhan, sebagai sarana mendekatkan diri dengan Tuhan.
Tujuan Simbolis.
* Karya musik yang diciptakan pada konteks ini memiliki tujuan simbolis yang dapat menimbulkan kebanggaan terhadap sesuatu. Seperti lagu kepahlawanan, atau lagu kebangsaan.
Tujuan Komersial.
* Di sini sudah jelas, musik dijadikan barang yang dapat membuahkan penghasilan bagi senimannya.
Tujuan Kreatif.
* Tujuan penciptaannya semata-mata hanya untuk kepuasan dirinya sendiri dan biasanya bersifat eksperimental.
Tujuan Rekreatif.
* Musik diciptakan untuk hiburan semata.
pengertian atletik
Pengertian Atletik
Atletik merupakan aktivitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan yang dinamis dan harmonis, yaitu jalam, lari, lompat,, dan lempar. Bila dilihat dari arti atau istilah, atletik berasal dari bahasa Yunani yaitu ATHLON atau ATHLUM yang berarti “lomba atau perlombaan/pertandingan”. Amerika dan sebagian di Eropa dan Asia sering memakai istilah atletik dengan Track and Field. Dan negara Jerman memakai kata Leicht Athletik dan negara Belanda memakai kata Athletiek.
Atleik juga merupakan sarana pendidikan jasmani dalam rangka meningkatkan kemampuan biomorik, misalnya kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelenturan, koordinasi dan sebagainya.
Nomor-nomor dalam atletik yang sering diperlombakan dapat diperinci sebagai berikut:
1. Nomor Jalan dan Lari
a. Jalan cepat
- Putri : 10 dan 20 km
- Putra : 20 dan 50 km
b. Lari
Ditinjau dari jarak yan ditempuh
- Lari Jarak Pendek : mulai 60m – 400 m
- Lari Jarak Menengah : 800m dan 1500 m
- Lari Jarak Jauh : 3000 m – 42.195 km
Ditinjau dari lintasan atau jalan yang dilewati
- Lari di lintasan tanpa rintangan : 100m, 200m, 400m, 800m, 1500m, 5000m dan 10.000m.
- Lari Ladang atau Cross Country atau Lari Lintas Alam
- Lari 3000m haling rintang (Steplechase)
- Lari Gawang : putri 100m dan 400m
Putra 110m dan 400m
Ditinjau dari jumlah peserta dan jumlah nomor
- Lari Estafet : 4 x 100 m untuk putra dan putri
4 x 400 m untuk putra dan putri
- Combined Event ( nomor lomba gabungan)
Yaitu panca lomba (untuk kelomok remaja), sapta lomba (junior putra dan putri dan senior putri), dan dasa lomba (senior putra)
2. Nomor Lompat
a. Lompat tinggi
b. Lompat jauh
c. Lompat jangkit
d. Lompat tinggi galah
3. Nomor Lempar
a. Tolak Peluru
b. Lempar Lembing
c. Lempar Cakram
d. Lontar Marti
pengertian mol
Mol adalah satuan dasar SI yang mengukur jumlah zat.[1] Istilah "mol" pertama kali diciptakan oleh Wilhem Ostwald dalam bahasa Jerman pada tahun 1893,[2] walaupun sebelumnya telah terdapat konsep massa ekuivalen seabad sebelumnya. Istilah mol diperkirakan berasal dari kata bahasa Jerman Molekül. Nama gram atom dan gram molekul juga pernah digunakan dengan artian yang sama dengan mol,[1][3] namun sekarang sudah tidak digunakan.
Satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat suatu sistem yang mengandung "entitas elementer" (atom, molekul, ion, elektron) sebanyak atom-atom yang berada dalam 12 gram karbon-12.[1] Sehingga:
satu mol besi mengandung sejumlah atom yang sama banyaknya dengan satu mol emas;
satu mol benzena mengandung sejumlah molekul yang sama banyaknya dengan satu mol air;
jumlah atom dalam satu mol besi adalah sama dengan jumlah molekul dalam satu mol air.
Terdapat miskonsepsi yang umum bahwa mol didefinisikan menurut tetapan Avogadro (juga disebut "bilangan Avogadro"). Namun kita tidak perlulah mengetahui jumlah atom ataupun molekul yang ada dalam suatu zat untuk menggunakan satuan mol,[3] dan sebenarnya pula pengukuran jumlah zat dilakukan pertama kali sebelum adanya teori atom modern.[4] Definisi mutakhir mol disepakati pada tahun 1960-an.[1][3] Sebelumnya, definisi mol didasarkan pada berat atom hidrogen, berat atom oksigen, dan massa atom relatif oksigen-16. Keempat definisi ini memiliki tingkat perbedaan yang lebih kecil dari 1%.
Metode yang paling umum untuk mengukur jumlah zat adalah dengan mengukur massanya dan kemudian membagi nilai massanya dengan massa molar zat tersebut.[5] Massa molar dapat dihitung dengan mudah dari nilai tabulasi bobot atom dan tetapan massa molar (didefinisikan sebagai 1 g/mol). Metode lainnya meliputi penggunaan volume molar ataupun pengukuran muatan listrik.[5]
Mol sebagai satuan dasarSunting
Sejak diadopsinya mol ke dalam Satuan SI, terdapat sejumlah kritikan yang mengkritik penggunaan mol yang disamakan dengan satuan meter dan detik.[3] Kritikan yang ada dapat diringkas sebagai berikut:
jumlah zat bukanlah benar-benar kuantitas fisik (ataupun dimensi) yang sebenarnya. Ia bertumpang tindih dengan satuan massa, sehingga mol tidak seharusnyalah menjadi satuan dasar;
mol hanyalah suatu cara untuk merujuk pada nilai jumlah yang sangat besar.
Dalam kimia telah lama diketahui sejak dicetuskannya Hukum perbandingan tetap oleh Joseph Proust, bahwa pengetahuan hanya pada massa tiap-tiap komponen dalam suatu sistem kimiawi tidaklah cukup untuk mendefinisikan sistem kimiawi tersebut. Jumlah zat yang diekspresikan sebagai massa haruslah dibagi dengan suatu "nilai perbandingan tetap", sehingga ia barulah mengandung informasi yang hilang dari pengukuran massa. Seperti yang ditunjukkan oleh John Dalton pada Hukum tekanan parsial tahun 1803, pengukuran massa tidaklah seperlunya dilakukan untuk mengukur jumlah zat. Terdapat banyak hubungan fisik antara jumlah zat dengan kuantitas fisik lainnya (conotohnya hubungan dalam hukum gas ideal). Istilah "mol" pertama kali digunakan dalam buku teks untuk mendeskripsikan sfiat-sifat koligatif ini.
Terdapat pula miskonsepsi bahwa mol hanyalah berfungsi sebagai alat bantu hitung.[6] Miskonsepsi ini didasarkan pada pandangan bahwa satu mol didefinisikan menurut tetapan Avogadro, sehingga satu mol adalah sama dengan 6,0221417923 × 1023 entitas elementer. Sebenarnya tetapan Avogadrolah yang didefinisikan menurut satuan mol tersebut, dan bukan sebaliknya.
Misalnya terdapat suatu pengukuran satu mol silikon. Silikon berbentuk padat pada suhu kamar, dan metode pengukuran zat tersebut yang paling mudah adalah dengan menimbangnya. Dengan menggunakan tabel referensi, ditemukan bahwa bobot atom silikon adalah 28,0855.[7] Dengan mengalikannya dengan tetapan massa molar Mu, kita akan dapatkan massa molar. Asumsikan bahwa pengukuran tersebut dilakukan dalam satuan gram, sehingga, Mu = 1 g/mol, maka massa molar silikon tersebut adalah 28,0855 g/mol. Sehingga, 28,055 g silikon adalah sama dengan satu mol silikon. Dalam hal ini, tetapan Avogadro tidak berperan penting sama sekali.
Menghitung (atau mengukur) jumlah atom dalam 28,0855 g silikon barulah akan mengantarkan kita pada nilai tetapan Avogadro, NA.
pengertian bola voli
Pengertian Bola Voli
Pengertian Bola Voli adalah Olahraga tim (Olimpiade) di mana dua tim terdiri dari 6 pemain aktif, tiap tim yang dipisahkan oleh net. Setiap tim mencoba untuk membuat poin dengan cara menjatuhkan bola ke lapangan lawan yang diselenggarakan di bawah aturan.
Tata cara permainannya sebagai berikut: pemain di salah satu tim mencoba untuk servis bola (melempar atau melepaskannya dan kemudian memukul dengan tangan atau lengan), dari belakang bagian belakang garis batas dari lapangan pertandingan, melewati atas net dan ke dalam lapangan lawan. Tim lawan tidak boleh membiarkan bola tersebut menyentuh lapangan; mereka menyentuh bola sebanyak tiga kali, biasanya penerimaan bola pertama dan kedua diatur agar dapat kembali menjadi serangan, dan juga sebagai upaya untuk mengarahkan bola agar tidak jatuh di lapangan sendiri. Rally yang terus menerus dengan cara yang sama, dengan masing-masing tim diperbolehkan sebanyak tiga kali berturut-menyentuh, sampai salah satu tim ada yang melakukan kesalahan, sehingga kehilangan rally. Tim yang memenangkan rally mendapat satu poin, dan servis bola untuk memulai rally berikutnya.
Beberapa kesalahan yang paling umum termasuk:
Disebabkan bola menyentuh atau jatuh di luar daerah lawan atau tanpa terlebih dahulu melewati atas net.
Menangkap atau menjatuhkan bola.
Double Hit: Dua kontak dengan bola yang dibuat oleh pemain yang sama.
Empat kali kontak berturut-turut dengan bola yang dibuat oleh tim yang sama.
Bola biasanya disentuh atau dimainkan dengan tangan atau lengan, namun pemain juga diperbolehkan menyentuh (kontak yang cepat) bola dengan salah satu bagian tubuh.
Sejumlah konsisten teknik yang berkembang di voli, termasuk spiking dan memblokir (karena permainan ini mengharuskan menyebrangkan bola di atas net maka skil atau keterampilan melompat vertikal merupakan keterampilan atletik yang ditekankan dalam olahraga ini) sama seperti passing, setting, penempatan posisi pemain, menyerang dan sistem bertahan.
Sebenarnya masih banyak yang harus diurai disini, tapi karena kalau diurai disini pasti akan terlalu panjang dan lumayan juga kalau posting langsung banyak-banyak jadi dibuat berepisod-episod.
Daftar Isi
1. Sejarah
Asal voli
Pro dan Kontra Perkembangan bola Voli
Volleyball di Olimpiade
2. Aturan permainan
Lapangan Permainan
bola
Permainan
scores
Libero
Recent perubahan aturan
3. Keterampilan
Serve
Pass
Set
Attack
Blokir
Dig
4. Coaching
Dasar
5. Strategi
Spesialisasi Pemain
Formasi Pemainan
a. 5.2.1 4-2 5.2.1 4-2
b. 5.2.2 6-2 5.2.2 6-2
c. 5.2.3 5-1 5.2.3 5-1
16. Referensi
pengertian globalisasi
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
Jan Aart Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi:
Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
Hubungan transplanetari dan
Suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.
pengertian demokrasi
Pengertian Demokrasi
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen)
dan berada dalam peringkat yg sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan
independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga
lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol
berdasarkan prinsip checks and balances.
Ketiga jenis
lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga pemerintah yang
memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan
eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang menyelenggarakan
kekuasaan judikatif dan lembaga-lembaga perwakilan rakyat (DPR, untuk
Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan legislatif. Di
bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen) dan yang memilihnya melalui proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum dan peraturan.
Selain pemilihan umum
legislatif, banyak keputusan atau hasil-hasil penting, misalnya
pemilihan presiden suatu negara, diperoleh melalui pemilihan umum.
Pemilihan umum tidak wajib atau tidak mesti diikuti oleh seluruh warganegara,
namun oleh sebagian warga yang berhak dan secara sukarela mengikuti
pemilihan umum. Sebagai tambahan, tidak semua warga negara berhak untuk
memilih (mempunyai hak pilih).
Kedaulatan rakyat yang
dimaksud di sini bukan dalam arti hanya kedaulatan memilih presiden atau
anggota-anggota parlemen secara langsung, tetapi dalam arti yang lebih
luas. Suatu pemilihan presiden atau anggota-anggota parlemen secara
langsung tidak menjamin negara tersebut sebagai negara demokrasi sebab
kedaulatan rakyat memilih sendiri secara langsung presiden hanyalah
sedikit dari sekian banyak kedaulatan rakyat. Walapun perannya dalam
sistem demokrasi tidak besar, suatu pemilihan umum sering dijuluki pesta
demokrasi. Ini adalah akibat cara berpikir lama dari sebagian
masyarakat yang masih terlalu tinggi meletakkan tokoh idola, bukan
sistem pemerintahan yang bagus, sebagai tokoh impian ratu adil. Padahal
sebaik apa pun seorang pemimpin negara, masa hidupnya akan jauh lebih
pendek daripada masa hidup suatu sistem yang sudah teruji mampu
membangun negara. Banyak negara demokrasi hanya memberikan hak pilih
kepada warga yang telah melewati umur tertentu, misalnya umur 18 tahun,
dan yang tak memliki catatan kriminal (misal, narapidana atau bekas
narapidana).
Isitilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada abad ke-5 SM.
Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah
sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari
istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern
telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem “demokrasi” di banyak negara.
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan,
sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih
kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri
dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat
ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica)
dengan kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan
untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Prinsip semacam trias politica
ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika fakta-fakta
sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar
ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab,
bahkan kekuasaan absolut pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran
terhadap hak-hak asasi manusia.
Demikian pula
kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya kekuasaan
berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk
gaji dan tunjangan anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi
rakyat, tidak akan membawa kebaikan untuk rakyat. Intinya, setiap
lembaga negara bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi
harus ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap
lembaga negara dan mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya
secara teori) membatasi kekuasaan lembaga negara tersebut.
Selasa, 04 Maret 2014
pengertian asmaul husna
Asma'ul husna
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sejak dulu para ulama telah banyak membahas dan menafsirkan nama-nama ini, karena nama-nama Allah adalah alamat kepada Dzat yang mesti kita ibadahi dengan sebenarnya. Meskipun timbul perbedaan pendapat tentang arti, makna, dan penafsirannya akan tetapi yang jelas adalah kita tidak boleh musyrik dalam mempergunakan atau menyebut nama-nama Allah ta'ala. Selain perbedaaan dalam mengartikan dan menafsirkan suatu nama terdapat pula perbedaan jumlah nama, ada yang menyebut 99, 100, 200, bahkan 1.000 bahkan 4.000 nama, namun menurut mereka, yang terpenting adalah hakikat Dzat Allah SWT yang harus dipahami dan dimengerti oleh orang-orang yang beriman seperti Nabi Muhammad SAW.
Asma'ul husna secara harfiah adalah nama-nama, sebutan, gelar Allah yang baik dan agung sesuai dengan sifat-sifat-Nya. Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan milik Allah.
Para ulama berpendapat bahwa kebenaran adalah konsistensi dengan kebenaran yang lain. Dengan cara ini, umat Muslim tidak akan mudah menulis "Allah adalah ...", karena tidak ada satu hal pun yang dapat disetarakan dengan Allah, akan tetapi harus dapat mengerti dengan hati dan keteranga Al-Qur'an tentang Allah ta'ala. Pembahasan berikut hanyalah pendekatan yang disesuaikan dengan konsep akal kita yang sangat terbatas ini. Semua kata yang ditujukan pada Allah harus dipahami keberbedaannya dengan penggunaan wajar kata-kata itu. Allah itu tidak dapat dimisalkan atau dimiripkan dengan segala sesuatu, seperti tercantum dalam surat Al-Ikhlas.
| “ | "Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia". (QS. Al-Ikhlas : 1-4) | ” |
Dalil
Berikut adalah beberapa terjemahan dalil yang terkandung di dalam Al-Qur'an dan Hadits tentang asmaa'ul husna:- "Dialah Allah, tidak ada Tuhan/Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Dia mempunyai asmaa'ul husna (nama-nama yang baik)." - (Q.S. Thaa-Haa : 8)[1]
- Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaa'ul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam salatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu" - (Q.S Al-Israa': 110)[1]
- "Allah memiliki Asmaa' ulHusna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama yang baik itu..." - (QS. Al-A'raaf : 180)[1]
Asma Al-Husna
| No. | Nama | Arab | Indonesia |
|---|---|---|---|
| Allah | الله | Allah | |
| 1 | Ar Rahman | الرحمن | Yang Maha Pengasih |
| 2 | Ar Rahiim | الرحيم | Yang Maha Penyayang |
| 3 | Al Malik | الملك | Yang Maha Merajai/Memerintah |
| 4 | Al Quddus | القدوس | Yang Maha Suci |
| 5 | As Salaam | السلام | Yang Maha Memberi Kesejahteraan |
| 6 | Al Mu`min | المؤمن | Yang Maha Memberi Keamanan |
| 7 | Al Muhaimin | المهيمن | Yang Maha Pemelihara |
| 8 | Al `Aziiz | العزيز | Yang Maha Perkasa |
| 9 | Al Jabbar | الجبار | Yang Memiliki Mutlak Kegagahan |
| 10 | Al Mutakabbir | المتكبر | Yang Maha Megah, Yang Memiliki Kebesaran |
| 11 | Al Khaliq | الخالق | Yang Maha Pencipta |
| 12 | Al Baari` | البارئ | Yang Maha Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan) |
| 13 | Al Mushawwir | المصور | Yang Maha Membentuk Rupa (makhluknya) |
| 14 | Al Ghaffaar | الغفار | Yang Maha Pengampun |
| 15 | Al Qahhaar | القهار | Yang Maha Memaksa |
| 16 | Al Wahhaab | الوهاب | Yang Maha Pemberi Karunia |
| 17 | Ar Razzaaq | الرزاق | Yang Maha Pemberi Rezeki |
| 18 | Al Fattaah | الفتاح | Yang Maha Pembuka Rahmat |
| 19 | Al `Aliim | العليم | Yang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu) |
| 20 | Al Qaabidh | القابض | Yang Maha Menyempitkan (makhluknya) |
| 21 | Al Baasith | الباسط | Yang Maha Melapangkan (makhluknya) |
| 22 | Al Khaafidh | الخافض | Yang Maha Merendahkan (makhluknya) |
| 23 | Ar Raafi` | الرافع | Yang Maha Meninggikan (makhluknya) |
| 24 | Al Mu`izz | المعز | Yang Maha Memuliakan (makhluknya) |
| 25 | Al Mudzil | المذل | Yang Maha Menghinakan (makhluknya) |
| 26 | Al Samii` | السميع | Yang Maha Mendengar |
| 27 | Al Bashiir | البصير | Yang Maha Melihat |
| 28 | Al Hakam | الحكم | Yang Maha Menetapkan |
| 29 | Al `Adl | العدل | Yang Maha Adil |
| 30 | Al Lathiif | اللطيف | Yang Maha Lembut |
| 31 | Al Khabiir | الخبير | Yang Maha Mengenal |
| 32 | Al Haliim | الحليم | Yang Maha Penyantun |
| 33 | Al `Azhiim | العظيم | Yang Maha Agung |
| 34 | Al Ghafuur | الغفور | Yang Maha Memberi Pengampunan |
| 35 | As Syakuur | الشكور | Yang Maha Pembalas Budi (Menghargai) |
| 36 | Al `Aliy | العلى | Yang Maha Tinggi |
| 37 | Al Kabiir | الكبير | Yang Maha Besar |
| 38 | Al Hafizh | الحفيظ | Yang Maha Memelihara |
| 39 | Al Muqiit | المقيت | Yang Maha Pemberi Kecukupan |
| 40 | Al Hasiib | الحسيب | Yang Maha Membuat Perhitungan |
| 41 | Al Jaliil | الجليل | Yang Maha Luhur |
| 42 | Al Kariim | الكريم | Yang Maha Pemurah |
| 43 | Ar Raqiib | الرقيب | Yang Maha Mengawasi |
| 44 | Al Mujiib | المجيب | Yang Maha Mengabulkan |
| 45 | Al Waasi` | الواسع | Yang Maha Luas |
| 46 | Al Hakiim | الحكيم | Yang Maha Maka Bijaksana |
| 47 | Al Waduud | الودود | Yang Maha Mengasihi |
| 48 | Al Majiid | المجيد | Yang Maha Mulia |
| 49 | Al Baa`its | الباعث | Yang Maha Membangkitkan |
| 50 | As Syahiid | الشهيد | Yang Maha Menyaksikan |
| 51 | Al Haqq | الحق | Yang Maha Benar |
| 52 | Al Wakiil | الوكيل | Yang Maha Memelihara |
| 53 | Al Qawiyyu | القوى | Yang Maha Kuat |
| 54 | Al Matiin | المتين | Yang Maha Kokoh |
| 55 | Al Waliyy | الولى | Yang Maha Melindungi |
| 56 | Al Hamiid | الحميد | Yang Maha Terpuji |
| 57 | Al Muhshii | المحصى | Yang Maha Mengalkulasi (Menghitung Segala Sesuatu) |
| 58 | Al Mubdi` | المبدئ | Yang Maha Memulai |
| 59 | Al Mu`iid | المعيد | Yang Maha Mengembalikan Kehidupan |
| 60 | Al Muhyii | المحيى | Yang Maha Menghidupkan |
| 61 | Al Mumiitu | المميت | Yang Maha Mematikan |
| 62 | Al Hayyu | الحي | Yang Maha Hidup |
| 63 | Al Qayyuum | القيوم | Yang Maha Mandiri |
| 64 | Al Waajid | الواجد | Yang Maha Penemu |
| 65 | Al Maajid | الماجد | Yang Maha Mulia |
| 66 | Al Wahid | الواحد | Yang Maha Tunggal |
| 67 | Al Ahad | الاحد | Yang Maha Esa |
| 68 | As Shamad | الصمد | Yang Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta |
| 69 | Al Qaadir | القادر | Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan |
| 70 | Al Muqtadir | المقتدر | Yang Maha Berkuasa |
| 71 | Al Muqaddim | المقدم | Yang Maha Mendahulukan |
| 72 | Al Mu`akkhir | المؤخر | Yang Maha Mengakhirkan |
| 73 | Al Awwal | الأول | Yang Maha Awal |
| 74 | Al Aakhir | الأخر | Yang Maha Akhir |
| 75 | Az Zhaahir | الظاهر | Yang Maha Nyata |
| 76 | Al Baathin | الباطن | Yang Maha Ghaib |
| 77 | Al Waali | الوالي | Yang Maha Memerintah |
| 78 | Al Muta`aalii | المتعالي | Yang Maha Tinggi |
| 79 | Al Barru | البر | Yang Maha Penderma (Maha Pemberi Kebajikan) |
| 80 | At Tawwaab | التواب | Yang Maha Penerima Tobat |
| 81 | Al Muntaqim | المنتقم | Yang Maha Pemberi Balasan |
| 82 | Al Afuww | العفو | Yang Maha Pemaaf |
| 83 | Ar Ra`uuf | الرؤوف | Yang Maha Pengasuh |
| 84 | Malikul Mulk | مالك الملك | Yang Maha Penguasa Kerajaan (Semesta) |
| 85 | Dzul Jalaali Wal Ikraam | ذو الجلال و الإكرام | Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan |
| 86 | Al Muqsith | المقسط | Yang Maha Pemberi Keadilan |
| 87 | Al Jamii` | الجامع | Yang Maha Mengumpulkan |
| 88 | Al Ghaniyy | الغنى | Yang Maha Kaya |
| 89 | Al Mughnii | المغنى | Yang Maha Pemberi Kekayaan |
| 90 | Al Maani | المانع | Yang Maha Mencegah |
| 91 | Ad Dhaar | الضار | Yang Maha Penimpa Kemudharatan |
| 92 | An Nafii` | النافع | Yang Maha Memberi Manfaat |
| 93 | An Nuur | النور | Yang Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya) |
| 94 | Al Haadii | الهادئ | Yang Maha Pemberi Petunjuk |
| 95 | Al Badii' | البديع | Yang Maha Pencipta Yang Tiada Bandingannya |
| 96 | Al Baaqii | الباقي | Yang Maha Kekal |
| 97 | Al Waarits | الوارث | Yang Maha Pewaris |
| 98 | Ar Rasyiid | الرشيد | Yang Maha Pandai |
| 99 | As Shabuur | الصبور | Yang Maha Sabar |
pengertian matriks
Pengertian Matriks
Matriks
adalah suatu kumpulan besaran (variabel dan konstanta) yang tersusun
dalam baris dan kolom berbentuk persegi panjang. Matriks merupakan suatu
cara visualisasi variabel yang merupakan kumpulan dari angka-angka atau
variabel lain, misalnya vektor. Dengan representasi matriks,
perhitungan dapat dilakukan dengan lebih terstruktur. Pemanfaatannya
misalnya dalam menjelaskan persamaan linier, transformasi koordinat, dan
lainnya. Matriks seperti halnya variabel biasa dapat dimanipulasi,
seperti dikalikan, dijumlah, dikurangkan dan didekomposisikan.
Suatu matriks biasanya dinotasikan dengan huruf kapital
ditebalkan (misal matriks A, dituliskan dengan A). Sebagai contoh
matriks, perhatikan tabel yang memuat informasi biaya pengiriman barang
dari 3 pabrik ke 4 kota berikut ini:
Pabrik
|
Kota
| |||
Kota 1
|
Kota 2
|
Kota 3
|
Kota 4
| |
Pabrik 1
|
5
|
2
|
1
|
4
|
Pabrik 2
|
2
|
3
|
6
|
5
|
Pabrik 3
|
7
|
6
|
3
|
2
|
Tabel di atas jika disajikan dalam bentuk matriks akan menjadi seperti berikut:
Kolom1
|
Kolom2
|
Kolom3
|
Kolom4
| ||
5
|
2
|
1
|
4
|
Baris1
| |
A =
|
2
|
3
|
6
|
5
|
Baris2
|
7
|
6
|
3
|
2
|
Baris3
|
Matriks di atas, kita
sebut saja matriks A, memiliki tiga baris yang mewakili informasi Pabrik
(1, 2, dan 3) dan empat kolom yang mewakili informasi Kota (1, 2, 3,
dan 4). Sedangkan informasi biaya pengiriman dari masing-masing pabrik
ke tiap-tiap kota, diwakili oleh perpotongan baris dan kolom. Sebagai
contoh, perpotongan baris 1 dan kolom 1 adalah 5, angka 5 ini
menunjukkan informasi biaya pengiriman dari pabrik 1 ke kota 1, dst.
Secara umum, bentuk matriks di atas dapat dituliskan seperti berikut:
a11
|
a12
|
a13
|
a14
| |
A =
|
a21
|
a22
|
a23
|
a24
|
a31
|
a32
|
a33
|
a34
|
dimana, pada notasi elemen
matriks, angka sebelah kiri adalah informasi baris sedangkan angka di
kanan adalah informasi kolom, contoh a23 berarti nilai yang diberikan
oleh baris ke-2 dan kolom ke-3.
Setiap
bilangan pada matriks disebut elemen(unsur) matriks. Letak suatu unsur
matriks ditentukanoleh baris dan kolom di mana unsur tersebut berada.
Misalnya, pada matriks di atas unsur 25 trletak pada baris ke-3 dan pada
kolom ke-2. Suatu matriks dinyatakan dengan huruf kapital A , B , C ,.
. . . dan seterusnya, sedangkan unsur matriks dinyatakan dengan huruf
kecil a, b , c , . . ., dan seterusnya.
Contoh :
Matriks
A mempunyai dua baris dan dua kolom. Oleh karena itu kita katakan
bahwa matriks A berordo 2 x 3 ditulis A2x3 atau ( a23 ) .Ordo suatu
matriks ditentukan oleh banyaknya baris dan banyaknya kolom dalam
matriks tersebut.
Langganan:
Komentar (Atom)
