Kamis, 22 Desember 2016

Tugas IBD

Nama : Ridho Ridiyanto
Kelas : 1EA28
NPM   : 16216346


Manusia dan Tanggung Jawab Serta Pengabdian

A.   Pengertian Tanggung Jawab

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja. Jadi makna tanggung jawab adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian, pengorbanan pada pihak lain.
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk dari perbuatannya itu. Untuk memperolah dan meningkatkan kesadaran bertanggungjawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

B.   Macam-Macam Tanggung Jawab

 (a). Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri, menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah mengenai dirinya sendiri. Menurut sifat dasarnya, manusia adalah makhluk bermoral, tetapi manusia juga seorang pribadi, karena itu manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, dan angan-angan sendiri.

(b). Tanggung Jawab Terhadap Keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Tiap anggota keluarga wajib bertanggungjawab pada keluarganya. Tanggung jawab ini tidak hanya menyangkut nama baik keluarga, tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.

(c). Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian, manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab, agar dapat melangsungkan hidupnya di dalam masyarakat tersebut.

(d). Tanggung Jawab Kepada Bangsa / Negara
Setiap manusia atau individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir dan bertindak, manusia terikat oleh norma-norma dan aturan. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Jika perbuatannya salah, dan melanggar aturan dan norma tersebut, maka manusia itu harus bertanggung jawab kepada bangsa atau negaranya.

(e). Tanggung Jawab Terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai Kitab Suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukuman-hukuman tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keras sebab mengabaikan perintah-peintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya. 





C .  Pengabdian

Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga, sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan, dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Pengabdian bermacam-macam bentuknya. Yang paling dasar adalah pengabdian kepada keluarga, kepada Tuhan, dan kepada negara.
Pengabdian kepada keluarga, bisa dilakukan dengan menjaga nama baik keluarga, dan tidak melanggar norma dan akidah yang berlaku. Menjaga nama baik bisa dilakukan dengan tidak melakukan perbuatan2 yang melanggar aturan, mensejahterakan keluarga, dan banyak cara yang bisa dilakukan untuk menunjukkan sikap mengabdi.
Pengabdian kepada Tuhan, sangat wajib dan tidak boleh dinomorduakan. Karena manusia adalah ciptaan Tuhan. Dengan tekun beribadah, mengamalkan perbuatan-perbuatan baik, dan tidak melanggar laranganNya.
Pengabdian kepada negara, juga merupakan kewajiban buat manusia atau individu sebagai warga negara. Misalnya seorang pegawai negeri yang bersedia ditempatkan di luar daerahnya untuk bekerja.


CONTOH KASUS MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB

Menko Perekonomian: Lapindo Harus Bayar Ganti Rugi Korban Lumpur Lapindo!
Jakarta - Direktur Utama PT Minarak Lapindo Jaya Andi Darusalam Tabusala, sebagai perwakilan grup Bakrie memberi penjelasan soal kondisi keuangan perusahaan keluarga Bakrie yang tidak memungkinkan melakukan pembayaran ganti rugi lumpur Lapindo. Lalu apa kata Menko Perekonomian Sofyan Djalil soal ini?
"Kemarin kan sudah ada statemen dari Seskab, harusnya itu dibayar oleh Lapindo, Brantas," jelas Sofyan di Malang, Jawa Timur, Sabtu (6/12/2014).
Menurut dia, pembayaran oleh pemerintah sudah dilakukan. Kini tinggal Rp 1,4 triliun yang belum kunjung dibayar. Pembayaran harus dilakukan 2015.
"Nah itu kan tanggung jawab swasta," tutur dia.
"Kalau dari pemerintah kan sudah dibayar kemarin," tambahnya.
Sebelumnya, Andi Darussalam mengaku menantikan keluarnya Peraturan Presiden terkait penanganan lumpur Lapindo. Dia menambahkan, bahwa pihaknya sejak 8 tahun terakhir telah membayar sekitar 10.000 lembar sertifikat tanah warga, hingga tersisa saat ini 3.127 berkas yang nilainya Rp 781 Milyar. Andi menyebutkan bahwa pihaknya terakhir membayar warga korban lumpur pada April 2013 silam.
Opini :
Contoh kasus diatas merupakan gambaran dari manusia dan tanggung jawabnya, dimana ketika mereka berbuat merekapun harus siap bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan. Seperti contoh kasus lumpur lapindo yang tak kian berujung, bagaimanapun PT.Lanpindo harus bertanggung jawab atas kerugian masyarakat dan pemerintah.

Sumber :
http://giffariwildanr25.blogspot.co.id/2014/12/rangkuman-dan-contoh-kasus-manusia-dan.html


Tanggung Jawab Manusia Sebagai Makhluk Tuhan

Menurut pandangan hidup saya, tanggung jawab itu sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri manusia. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya kita tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab.
Inilah yang menyebabkan perpekstif tanggung jawab masing-masing individu berbeda. Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Tanggung jawab manusia terhadap Tuhan yaitu dimana tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Dalam hubungannya dengan Tuhan,  manusia menempatkan posisinya sebagai ciptaan dan Tuhan sebagai pencipta. Posisi ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat dan patuh kepada Penciptanya yaitu dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya.
Berhubung agama saya islam, ada tanggung jawab seorang muslim yang harus ditaati:
·         Menyembah Allah dan taat pada segala perintahnya
·         Tidak menyekutukan Allah dengan makhluknya
·         Selalu bersyukur atas nikmat Allah
























Kamis, 24 November 2016

TUGAS BAHASA INDONESIA

DEDUKTIF

Pos kesehatan di pasar itu memang di khususkan melayani pedagang dan pembeli. Pedagang tidak akan khawatir meninggalkan dagangannya karena haanya berobat masih di kawasan pasar. Mereka dapat antre saat sepi pembeli. “Kebanyakan periksa gula darah dan rematik, mayoritas pasiennya berusia tua,” papar Siti.

INDUKTIF 

Narkoba memiliki efek candu yang sangat kuat dan dari jenis jenis narkoba tersebut ada yang dapat menyebabkan gairah meningkat, detak jantung meningkat, dan pada kondisi tertentu dapat menyebabkan overdosis dan kematian. Menghindari narkoba adalah harga mati karena sangat berbahaya bagi kesehatan.

Rabu, 09 November 2016

manusia dan penderitaan

Nama                   : Ridho Ridiyanto
Kelas          : 1EA28
NPM           : 16216346
Tugas         : Ilmu Budaya Dasar


Manusia Dan Penderitaan

1.     Pengertian Manusia

Pengertian Manusia – Berbicara mengenai manusia pastinya tidak akan ada habisnya. Manusia yang merupakan makhluk hiduo paling sempurna diantara makhluk hidup lainnya memiliki peranan yang penting di kehidupan. Sebagai makhluk hidup yang sempurna, manusia memiliki akal, pikiran dan hati nurani dalam bertindak di berbagai ruang lingkup kehidupannya. Dalam mengatur kehidupan, manusia memiliki peraturan yang harus dipatuhi agar kehidupan mereka dapat berjalan dengan baik. Tak hanya itu, manusia juga menjaga hubungan antar manusia karena mereka menyadari jika manusia tidak dapat hidup di dunia tanpa adanya bantuan dari manusia yang lain. Hal inilah yang membuat manusia perlu menjaga kelakuan dan tindak tanduk di masyarakat agar tidak menjadi manusia dengan pribadi yang buruk. Untuk mengetahui seputar manusia dengan lebih terperinci, ada baiknya jika Anda mengetahui pengertian manusia dari berbagai sumber terlebih dahulu.
Ada banyak ahli yang menjelaskan akan pengertian manusia secara terperinci seperti Nicolaus D., A. Siduarja, Abineno J.I, Upanisads, Sokrates, Kess Bertens, Wayan Warta, Omar Mohammad Al-Towmy, Erbe Sentanu, Paula J.C dan Janet W.K. Kesemua para ahli tersebut mendefinisikan manusia dengan bahasa yang berbeda namun dengan maksud yang hampir sama. Menurut Nicolaus D, manusia merupakan bhineka namun tunggal. Bhineka dalam artian memiliki jasmani dan rohani yang terdapat dalam satu wadah. Berbeda lagi dengan Abineno J.I, ia mengatakan jika manusia merupakan tubuh yang memiliki jiwa. Hal ini memiliki arti yang serupa yang dilontarkan oleh Upanisads. Ia berpendapat jika manusia memiliki jiwa, pikiran dan fisik yang dikenal sebagai roh.
Salah satu ahli yang berasal dari indonesia yaitu Wayan Warta mengatakan jika manusia merupakan makhluk yang memiliki cipta, rasa dan karsa dan merupakan makhluk dinamis. Pernyataan tersebut juga disetujui oleh Omar Mohammad Al- Towmy dengan menambahkan jika manusia merupakan makhluk yang paling mulia diantara makhluk-makhluk yang pernah ada di dunia. Tidak hanya itu, ia berpendapat jika manusia merupakan makhluk yang selalu berpikir dalam mengatasi segala permasalahan yang mereka miliki. Manusia juga memiliki tiga dimensi yang terdiri dari roh, akal dan raga.

Ahli lain yang mendefinisikan mengenai manusia adalah Erbe Sentanu, Paula J.C dan Janet W.K. Ketiga ahli ini memberikan pengertian akan manusia dengan menggunakan bahasa yang berbeda. Erbe Sentanu misalnya, ia berpendapat jika manusia merupakan makhluk terbaik yang pernah diciptakan oleh Tuhan. Manusia merupakan makhluk paling sempurna yang Tuhan ciptakan. Manusia diberi akal pikiran dan hati nurani yang tidak dimiliki oleh makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Sedangkan Paula J.C dan Janet W.K berpendapat jika manusia merupakan makhluk yang terbuka dengan tanggung jawab besar dalam memutuskan suatu keputusan akan hidup yang mereka jalani. Semoga dengan mengetahui pengertian manusia oleh berbagai sumber, Anda memiliki pengetahuan luas akan manusia.

2.       PENGERTIAN PENDERITAAN

Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu Juga menentukan berat tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belurn tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “risiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya. Untuk itu pada urnumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikanNya? . Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui membaca koran tentang teIjadinya penderitaan. Kepada manusia sebagai homo religius Tuhan telah memberikannya

SIKSAAN
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan.
iksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan.
1. Kebimbangan
Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak, siapakah dari kawannya yang akan dijadikan pacar tetapnya. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan Akan lama dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan.
2. Kesepian
Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalarn lingkungan orang ramai, Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi. Tempat mereka memang sepi tetapi hati mereka tidak sepi. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dapat dialami oleh seseorang. Seperti halnya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus menerus merasakan penderitaan batin.
3. Ketakutan
Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus, ular, serangga dan lain sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu. Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis.
KEKALUTAN MENTAL
Kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.
Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
·         Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
·         Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
·         Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita bisa jasmana maupun rohani.
·         Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
·         Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
·         Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuma; hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kaedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
·         Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga is tidak dapat menyesuaikan diri lagi; misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, orang tea yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dan masa jayanya dulu.
·         Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan realcsi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.
PENDERITAAN DAN PERJUANGAN

Penderitaan memang selalu hadir dalam kehidupan kita, tidak berarti hidup adalah menderita / hidup adalah untuk penderitaan. namun “Hidup adalah Berjuang karena Hidup adalah Perjuangan”. Jadi mau tidak mau kita selalu dituntut untuk terus berjuang dlam hal apapun. dan percayalah bahwa tidak ada sesuatu yang sia - sia. Setelah perjuangan terlaksana dan pasrah kepada Tuhan. maka dari itulah gunanya bersosialisasi, dengan bersosialisasi

kita dapat saling membantu dalam susah maupun senang dengan sesama manusia dalam menyelesaikan masalah dan menyelesaikan penderitaan. namun jangan lupa disertai doa pula. Manusia hanya merencanakan selebihnya adalah kehendak Tuhan.

Waspada akan penderitaan boleh dalam berbagai hal namun tetap kita tidak dapat menghindar dari penderitaan, satu - satunya jalan keluar adalah dengan melewatinya. Hal ini nampak bila ditinjau jenjang karir sejarah orang - orang besar disekitar kita yang benar - benar berhasil oleh karena usahanya sendiri dan bantuan Tuhan.

Penderitaan kerap kali disebar luaskan dan diumumkan di berbagai media layaknya Surat Kabar, TV, Radio, Internet dengan maksud mengetuk hati kita selaku pembaca dan pendengar media untuk menggerakan rasa empati* rasa kemanusiaan agar dapat turut berbelasungkawa atas penderitaan yang terjadi dan selaku manusia sosial yang saling tolong menolog megggerakan hati kita untuk membantu mereka yang menderita karena bencana, dan penderitaan lainnya.

Penyebab penderitaan banyak disebabkan oleh berbagai hal di bawah ini :
·         Hubungan tidak baik antara manusia dengan manusia yang mengakibatkan penderitaan didasari rasa dengki, iri, sakit hati, kejam serta alasan lain yang mendasari perbuatan buruk manusia lain terhadap sesama yang dapat memicu penderitaan entah itu dari korban yang mengalami maupun pelaku yang mengalami derita.
·         Hubuan tidak baik antara manusia dengan Alam yang mengakibatkan bencana, kurangnya kesadaran manusia untuk merawat alam dan bahkan manusia yang sengaja merusak alam dengan
·         Ketamakan hanya karena masalah uang sehingga terjadi berbagai becana seperti Longsor.
·         Penderitaan karena cobaan, disini kita dituntut akan kesetiaan kita melalui suatu cobaan dan percayalah bahwa Tuhan tidak akan meberikan suatu cobaan diluar kemampuan umat-Nya.
PENDERITAAN, MEDIA MASSA DAN SENIMAN
Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu sangat besar. Hal ini dibuktikan dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Penciptaan bom atom, reaktor nuklir, pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia. 
Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusai adalah kecelakaan, bencana alam dan lain-lain. Contohnya tenggelamnya kapal laut, meletusnya gunue berapi, tsunami dan sebagainya bisa membuat manusia menderita karena bencana tersebut.
Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar kaca dan berbagai media lainnya. Berita-berita tersebut ditayangkan dimaksudkan agar semua orang yang menyaksikan tau melihat ikut merasakan penderitaan sesamanya. Dengan demikian diharapkan dapat menggugah hati manusia untuk bebuat sesuatu. Nyatanya tidak sedikit bantuan dari para dermawan untuk meringankan penderitaan dan penyelamatan dari musinbah tersebut. Bantuan bisa datang secara perseorangan atau kelompok atau bisa juga dari sebuah oraganusasi tertentu. 
Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan kepada masyarkan luas. Dengan demikian masyarakat dapat dengan segera meliai untuk menentukan sikap antara manusia terutama yang bersimpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya, sehingga para pembaca, penonton dapat menkhayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.

PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA 

Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab – sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
1.     Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia : Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan yang terkadang disebut nasib buruk ini dapat diperbaiki bila manusia itu mau berusaha untuk memperbaikinya.
2.     Penderitaan yang timbul karena penyakit,siksaan / azab tuhan . biasanya penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan dari tuhannya. Namun kesabaran, tawakal dan optimisme merupakan usaha manusia dalam mengatasi penderitaan tersebut.
Akibat yang terjadi pada penderitaan yaitu jika penderitaan yang di alami seseorang atau banyak orang tidak dapat di atasi dengan hati nurani, maka kemungkinan besar akan berdampak pada emosi, dan hal buruk lainnya.

PENGARUH PENDERITAAN
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia atau tidak bahagia. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu adalah hanya sebagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah.
Apabila sikap negatif dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaiann yaitu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan




3.       Contoh Kasus Penderitaan Dan cara menganalisinya

Katakan hidup Anda berat, cobaan datang tanpa henti, ada satu pikiran yang harus kita hilangkan agar kita tetap tegar dan bahagia menghadapi kehidupan tersebut dan tidak salah arah dalam menyikapi sebuah penderitaan.
Apakah pikiran yang harus kita hindarkan tersebut?
Ya, ada satu paradigma yang sering membuat kita semakin menderita bila sedang dicoba dengan masalah, yaitu paradigma atau pandangan yang menganggap bahwa sebab kita mendapat masalah adalah karena kita sedang DIHUKUM akibat dosa-dosa kita.
Jadi semakin berat masalah, semakin terpuruk kita dalam kesedihan dan penyesalan tiada habis akan kemungkinan "dosa" yang telah kita lakukan di waktu lampau kita. Semakin berat masalah, semakin panik kita akan kemungkinan dosa besar tak terampuni yang mungkin menjadi penyebab dari masalah tersebut.
Boleh saya tenangkan diri Anda, pembaca semua, bahwa TUHAN tidak sedang menghukum kita dengan semua masalah yang terjadi pada kita.
Bahwa semua penderitaan Anda bukanlah sebuah hukuman. Sekali lagi, penderitaan hidup bukan hukuman.
Sebaliknya, dengan masalah hidup yang sedang diberikan-Nya pada kita, Tuhan sedang menyiapkan kita untuk sesuatu yang lebih besar. Masalah yang kita hadapi adalah sebuah pelajaran agar kita bisa naik kelas.
Saya juga sering dicekoki petuah bahwa doa kita tidak akan terkabul bila kita banyak dosa.
Pandangan ini mungkin benar (saya bilang, cuma mungkin), tapi pandangan ini SANGAT SEMPIT dan dengan gegabah telah berani-beraninya menafsirkan maksud baik Tuhan.

Sumber:

Kamis, 27 Oktober 2016

Tugas B. Indonesia

1.      Pengertian Ragam Bahasa

Ragam bahasa adalah  variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa.
            Bahasa yang di hasilkan menggunakan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulisan. Jadi dalam ragam bahasa lisan kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulisan kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan). Selain itu aspek tata bahasa dan kosa kata dalam kedua ragam tersebut memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya  ragam bahasa lisan. Oleh karena itu sering timbul kesan antara ragam bahasa lisan dan tulisan itu sama. Padahal, kedua jenis ragam bahasa itu berkembang menjadi sistem bahasa yang memiliki sistem seperangkat kaidah yang berbeda satu dengan yang lainnya.

2.      Macam-macam Ragam Bahasa

a. Ragam bahasa Media (Lisan)

Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan kalimat dan unsur-unsur didalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicara menjadi pendukung didalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
Pembicara lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicara lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa dituliskan, ragam bahasa itu tidak bisa disebut ragam bahasa tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukan cir-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dengan tulisan,  ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing adapun ciri dari keduanya:
Contohnya: “Sudah saya baca buku itu”


b. Ragam Tulisan

Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulisan makna kalimat yang diungkapkan nya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalomat. Oleh karrena itu, penggunaan ragam baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk katadan struktur kalimat, serta kelengkapaan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
Contohnya: “Saya sudah membaca buku itu”.

c. Ragam Bahasa Resmi
Ragam bahasa resmi adalah ragam bahasa yang biasa digunakan dalam suasana resmi atau formal, misalnya surat dinas, pidato dan makalah atau karya tulis.Ragam bahasa resmi (formal) biasanya menggunakan tata bahasa yang baik (sesuai EYD), lugas, sopan, menggunakan bahasa yang baku, baik itu dalam bahasa lisan maupun tertulis.

Contohnya : ‘Saya sudah menyelesaikan pekerjaan rumah tersebut.’ 

d. Ragam Bahasa Tidak Resmi

Ragam bahasa tidak resmi adalah ragam bahasa yang biasa digunakan dalam suasana tidak resmi, misalnya surat pribadi dan surat untuk keluarga atau yang berbentuk lisan, contohnya dalam percakapan sehari-hari. Ragam bahasa tidak resmi (non formal) Ciri-ciri bahasa tidak resmi adalah kebalikan dari bahasa resmi. Biasanya digunakan oleh orang-orang yang sudah akrab, seperti antara teman dekat, antara orang tua dan anak, atau kepada kerabat dekat  lainnya.
Contoh: “PR itu sudah aku selesaikan”.




e. Ragam bahasa akrab

Penggunaan kalimat-kalimat pendek merupakan ciri ragam bahasa akrab. Kalimat-kalimat pendek ini menjadi bermakna karena didukung oleh bahasa nonverbal seperti anggukan kepala , gerakan kaki dan tangan tangan,atau ekspresi wajah.
Contoh: Bro main yuk bosen nih

f. Ragam bahasa konsultasi

Ketika kita mengunjunggi seorang dokter, ragam bahasa yang kita gunakan adalah ragam bahasa resmi. Namun, dengan berjalannya waktu terjadi alih kode. Bukan bahasa resmi yang digunakan, melainkan bahasa santai. Itulah ragam bahasa konsultasi.
Contoh: Bagaimana keadaan janin saya dok?



Sabtu, 15 Oktober 2016

Menceritakan diri sendiri


Nama: Ridho Ridiyanto
Kelas: 1EA28
NPM : 16216346



Menceritakan Diri Sendiri


Nama saya  adalah Ridho Ridiyanto, Saya lahir di Sukoharjo, 25 Maret 1998, saya anak kedua dari dua bersaudara, Ayah saya Slamet ( almarhum ) dan Ibu saya Sutimi. Ayah saya dulunya adalah seorang pedagang ayam potong yang mana setiap pekerjaannya dibantu oleh ibu. Setelah ayah saya meninggal, ibu saya lah sekarang yg berjualan sendiri. Kakak Saya laki-laki yang bernama Jhanuar Rio Perdana, kakak saya alhamdulillah sudah menikah dan juga sudah mempunyai anak.
Pada saat umur 6 tahun Saya memulai karir pendidikan di jenjang SD Negeri Pekayon Jaya IV, yang berada daerah Kota Bekasi. Saya melanjutkan ke jenjang selanjutnya yaitu di SMP, Saat SMP saya bersekolah di SMP  Negeri 12 Bekasi, yang berada tidak jauh dari tempat SD saya. Di SMP saya menimba ilmu selama 3 tahun lamanya, Setelah 3 tahun  tepatnya pada 2013/20014 saya menyelesaikan pendidikan di SMP dan saya mendapatkan izajah SMP. Kemudian di lanjutkan kejenjang berikutnya yaitu SMA di SMA Mutiara Baru, yang berada di daerah Rawa Lumbu Bekasi Timur.
Nah dimasa putih abu-abu ini lah masa masa yang paling saya tidak lupakan. Memang benar masa-masa SMA merupakan masa yang paling menyenangkan dan saya pun merasakannya sendiri hehehehe.
Buat anak-anak yang udah lulus, apalagi lulusnya udah lama banget, udah ngelewatin masa di mana ngelihat Facebook dan Path isinya postingan orang tentang pernikahan atau upload foto anaknya, masa SMA itu ngangenin banget. Kalau kita ingat-ingat lagi, masa SMA itu indah banget ya. Untung saya baru lulus hahaha.
Saya pun mau membedakan masa masa yang indah saya dengan masa kuliah. Oiyaa saya sendiri kuliah di Universitas Gunadarma yang juga masih didaerah Bekasi. Alasan saya mengambil kuliah disitu karena gamau jauh dari ibu saya. Kasian kan kalo ibu ditinggal sendirian hehe. Saya mengambil jurusan Manajemen S1. Beda loh walaupun kuliah enak tapi masa SMA benar bener masa yang paling indah dan saya ingin menceritakan masa SMA saya.
Belajarnya

SMA beda banget sama kuliah. Waktu SMA, guru-guru yang ngejar-ngejar saya. Kalau saya nggak ikut ulangan atau ujian, ditanyain kenapa nggak ikut, terus dibujuk buat ikut susulan atau ujian pengganti. Di dunia kuliah, saya yang harus ngejar-ngejar dosen, karena mahasiswa yang butuh dosen. Dosen nggak mau ambil pusing. Kalau saya nggak datang, tinggal dikasih penilaian benar-benar sesuai kelakuan aja. Kalau SMA yang males masih di naik kelasin, di kuliah, yang males ditinggalin.
Di kelas, guru yang nyamperin murid-muridnya dari kelas satu ke kelas lain. Saya cukup diem, nyiapin alat tulis. Bahkan udah segitu mudahnya pun, masih aja ada yang males. Kalau kuliah saya yang mesti pindah-pindah kelas ngikutin dosen itu ‘ngetem’-nya di ruangan yang mana.
Waktu SMA, di kelas bisa enak-enak banget mainan handphone pas guru lagi nerangin. Makanya, ngga heran banyak tuh yang namanya kerdus (kerudung dusta) cuma buat nyembunyiin earphone yang nyantol di kuping. Sebenernya pas kuliah juga bisa sih kayak gitu, tapi akibatnya mesti ditanggung sendiri. Pas SMA mah enak, nggak pernah merhatiin di kelas juga pas ujian sering dapet contekan. Lah kalau kuliah, ujian akhirnya sidang skripsi. Skripsinya bikin sendiri. Kalau nggak bener bikinnya, abis dibantai pas sidang
Temennya

Indahnya masa SMA, nongkrongnya bisa sama yang begini. Cukup dengan modal menjadi anak cowok yang ‘lucu’ dan sedikit ‘involve’ di berbagai kegiatan si cewek, bisa jadi temen deket saya sampai punya akses sender-senderan pundak dan tentunya, foto bareng.
Udah kuliah mah boro-boro modusin cewek, yang ada ‘dimodusin’ mulu sama tugas. Nggak abis-abis. Pas lulus-lulusan, saya bisa modus coret-coretan deket-deket dia, sampai modus nggak sengaja nyoret logo OSIS-nya.

Waktu SMA juga, saya untuk nongkrong, khususnya buat yang anak cowok, rasanya nggak pernah sampe ngerogoh kocek sama sekali. Cukup dengan ngumpul di pinggir jalan setelah bel pulang sekolah, itu udah termasuk kategori nongkrong. Literally nongkrong. Jongkok di pinggir jalan, di depan warung. Beberapa ada yang ngerokok, beberapa lainnya ada yang cuma ikut-ikutan ngerokok. Kopinya nggak perlu yang seharga puluhan ribu sampe bikin puasa seminggu lalu harus difoto dan upload fotonya di Path dan Instagram, tapi cukup beli yang di warkop, segelas doang, diminum rame-rame.

Cintanya

Masa SMA itu adalah masa yang mudah.
Motor nggak sengaja sebelahan di parkiran aja saya udah ngerasa jodoh.
Nggak sengaja baris deketan pas upacara aja saya ngerasa udah jadi soulmate.
Absen atas-bawah udah ngerasa saya sama dia nggak akan terpisahkan.
Ditunjuk guru untuk jadi teman sekelompok aja saya udah ngerasa memang ditakdirkan bersama.
Diminta PIN BBM atau nomer HP sama dia padahal buat nanyain tugas aja saya udah kayak diajak ngedate.
Di-chat buat nanyain tugas aja ngerasanya udah kayak ditanya “Will you marry me?”
Nggak sengaja beli somay di abang-abang yang sama di kantin aja saya langsung berasa akan hidup bersama selamanya.
Pake baju yang sama pas di sekolah aja langsung ngerasa “Dialah the one in my life.”.
Waktu SMA, saya untuk dapet pacar, simple banget. Cukup ikut ekskul yang keren, bawa motor dari duit orang tua, punya jokes yang berhasil bikin dia ketawa. Kalau udah gitu, modal teh botol sama bercanda aja udah bisa jadian. Yang penting sekota, kalau bisa sesekolah, kalau bisa lagi, sekelas. Karena jarang banget anak SMA yang sanggup LDR.
Beda banget sama kehidupan selepas SMA. Saya untuk dapet pacar, masuk UKM yang ngetren aja belum cukup, tapi harus berprestasi banget juga. Saya punya kendaraan, kalau motor doang, apalagi cuma motor bebek atau matic, kadang nggak dilirik sama sekali, kalah sama yang bawa mobil (lagi-lagi, itu punya orang tuanya). Untuk dapet pacar pada masa setelah SMA, saya harus punya duit, harus punya prestasi dan masih banyak lagi dah pokoknya.


Waktu SMA, saya nggak butuh semua itu. Tinggal buat dia sering ketawa ketika sama saya, kencan kesekian tanya “Kamu mau nggak jadi pacar aku?” terus dia jawab “Iyaa”, sering main ke tempat makan lalu selfie lalu update di socmed. Dalam seminggu, bisa ketemu lima hari. Senang-senang terus.

Ah, ini semua hanya untuk mengenang saja. Namun memang, saya nggak bisa senang-senang terus. Semakin dewasa, semakin banyak yang harus dipikirkan dengan matang, semakin harus bisa melihat ke depan. Karena saya nggak mau kalau hidup saya gini-gini aja. Saya juga ingin mebanggakan orangtua lewat cara saya sendiri.

Manusia dan Cinta Kasih


Nama: Ridho Ridiyanto
Kelas: 1EA28
NPM : 16216346


Manusia dan Cinta Kasih
           
Menurut kamus umum bahasa indonesia karya W J.S. Poerwadarminta, Cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tetarik hatinya. Sedangkan kata Kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Walaupun cinta kasih mengandung arti hampir bersamaan, namun terdapat perbedaan juga antara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Cinta memegang peran yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat, dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antar manusia dengan tuhannya sehingga manusia menyembah tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintahnya, dan berpegang teguh pada syariatnya:

  • Cinta memiliki tiga tingkatan, yaitu tinggi, menengah dan rendah.
  • Cinta tingkat tertinggi adalah cinta kepada tuhan.
  • Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orangtua, anak, saudara, istri atau suami dan kerabat.
  • Cinta tingkat terendah adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal.


Menurut Ibnu Al-Arabi
Mari kita simak pendapat Ibnu al-arabi (tokoh filosofo islam) mengenai rasa cinta. Ibnu al-araby membagi cinta pada 3 tingkatan, yaitu:

1.Cinta Natural. cinta ini bersifat subjektif, kita lebih mementingkan keuntungan diri sendiri. Contohnya, kita dapat mencintai seseorang karena dia telah menolong kita, berbuat baik pada kita. Seperti cintanya seekor kucing pada majikannya karna telah merawatnya.

2.Cinta Supranatural. Cinta ini bersifat objektif, tanpa pamrih. dimana kita akan mencintai seseorang dengan tulus tanpa mengharapkan timbal balik walau masih ada muatan subjektif. Contohnya seperti cintanya seorang ibu pada anaknya, ia rela berkorban apapun dan bagaimanapun caranya demi kebaikan anaknya walaupun tanpa ada balasan (rasa cinta) dari anaknya tersebut. Pada tingkat inilah kita akan mulai memahami pepatah yang menyebutkan “CINTA TAK HARUS MEMILIKI”

3.Cinta Ilahi. Inilah kesempurnaan dari rasa cinta. Kita tidak hanya akan mendahulukan kepentingan objek yand kita cintai,. Lebih dari itu, ketika kita telah mencapai tingkatan ini kita tidak akan lagi melihat diri kita sebagai sesuatu yang kita miliki, penyerahan secara penuh, sirnanya kepentingan pribadi. Kita merasa bahwa apapun yang kita miliki adalah milik objek yang kita cintai.



Triangular Theory of Love
Di dalam teori ini, cinta digambarkan memiliki tiga elemen/komponen yang berbeda, yaitu  keintiman (intimacy), gairah/nafsu (passion), dan kesepakatan/komitmen (commitment). Teori ini dikemukakan oleh Robert Sternberg – seorang ahli psikologi. Berbagai gradasi maupun jenis cinta timbul karena perbedaan kombinasi di antara ketiga elemen tersebut. Suatu hubungan interpersonal yang didasarkan hanya pada satu elemen ternyata lebih rapuh daripada bila didasarkan pada dua atau tiga elemen.

Berdasarkan “Triangular Theory of Love” disebutkan beberapa bentuk-bentuk (wajah) cinta, yaitu :

1. Menyukai (liking) atau pertemanan karib (friendship), yang cuma memiliki elemen intimacy. Dalam jenis ini, seseorang merasakan keterikatan, kehangatan, dan kedekatan dengan orang lain tanpa adanya perasaan gairah/nafsu yang menggebu atau komitmen jangka panjang.

2. Tergila-gila (infatuation) atau pengidolaan (limerence), hanya memiliki elemen passion. Jenis ini disebut juga Infatuated Love, seringkali orang menggambarkannya sebagai “cinta pada pandangan pertama”. Tanpa adanya elemen intimacy dan commitment, cinta jenis ini mudah berlalu.

3. Cinta hampa (empty love), dengan elemen tunggal commitment di dalamnya. Seringkali cinta yang kuat bisa berubah menjadi empty love, yang tertinggal hanyalah commitment tanpa adanya intimacy dan passion. Cinta jenis ini banyak dijumpai pada kultur masyarakat yang terbiasa dengan perjodohan atau pernikahan yang telah diatur

4. Cinta romantis (romantic love). Cinta jenis ini memiliki ikatan emosi dan fisik yang kuat (intimacy) melalui dorongan passion.

5. Cinta persahabatan sejati (companionate love). Didapatkan pada hubungan yang telah kehilangan passion tetapi masih memiliki perhatian dan intimacy yang dalam serta commitment. Bentuk cinta seperti ini biasanya terjadi antar sahabat yang berlawanan jenis.

6. Cinta semu (fatuous love), bercirikan adanya masa pacaran dan pernikahan yang sangat bergelora dan meledak-ledak (digambarkan “seperti angin puyuh”), commitment terjadi terutama karena dilandasi oleh passion, tanpa adanya pengaruh intimacy sebagai penyeimbang.

7. Cinta sempurna (consummate love), adalah bentuk yang paling lengkap dari cinta. Bentuk cinta ini merupakan jenis hubungan yang paling ideal, banyak orang berjuang untuk mendapatkan, tetapi hanya sedikit yang bisa memperolehnya. Sternberg mengingatkan bahwa memelihara dan mempertahankan cinta jenis ini jauh lebih sulit daripada ketika meraihnya. Sternberg menekankan pentingnya menerjemahkan elemen-elemen cinta ke dalam tindakan (action). “Tanpa ekspresi, bahkan cinta yang paling besar pun bisa mati” kata Sternberg.

8. Non Love, adalah suatu hubungan yang tidak terdapat satupun dari ketiga unsur tersebut. hanya ada interaksi namun tidak ada gairah, komitmen, ataupun rasa suka.





Study Kasus :

Pernah tidak sih mendengar cerita dari sahabatmu atau temanmu yang bercerita tentang pacarnya ?

Tentang indahnya punya pacar ? tentang bahagia yang di dapatkannya dari sang kekasih hati ? pasti sering kan ? banyak sekali cerita tentang cinta dari yang bahagia hingga yang menyedihkan dan tragis. Tapi itu semua hanya cinta kepada sesama umat manusia.

Pernah tidak mendengar melihat temanmu yang bercerita sambil menangis ketika meninggalkan ibadahnya ? pernah tidak mendengar penyesalan telah meninggalkan kegiatan agamanya ? tentu jarang ! atau mungkin tidak sama sekali.

Inilah bedanya, kadang manusia suka lupa bahwa ia harus lebih mencintai sang penciptanya daripada umat manusia yang juga di ciptakan sang pencipta.

Opini :

Menurut saya apapun jenis cinta, apapun tingkatan cinta itu hanyalah masalah hati. Hati yang menentukan semuanya akan seperti apa, dan akan bagaimana.

Sebagai umat manusia kita harus bersyukur karena masih ada cinta di dunia ini yang bisa mempererat tali persaudaraan, memperbanyak tali silaturahmi dan dapat mecegah tindakan anarkisme terjadi.Memang cinta pada manusia itu buta tapi cinta tidak tuli, masih bisa di dengar kata-kata pujian untuk yang di Cinta. Masih bisa di rasakan perbuatan n perlakuan istimewa untuk yang di cinta.


Sumber : Buku MKDU Ilmu Budaya Dasar, Universitas Gunadarma.